Pengertian Dan Adab Menerima Tamu Dalam Islam

Pengertian Dan Adab Menerima Tamu Dalam Islam--Setelah tadi admin eduside memposting tentang adab bertamu sekarang admin eduside akan memposting tentang menerima tamuSeperti kata pepatah Tamu adalah Raja, maka layanilah dengan sebaik-baiknya. Menerima tamu ialah menerima seseorang yang berkunjung ke rumah kita, baik yang berasal dari jauh maupun yang tinggal di dekat rumah kita, yang disebut tetangga atau kerabat. Sebagai tuan rumah atau orang yang kedatangan tamu, kita harus menerima mereka dengan baik sesuai tata cara atau adab dalam ajaran Islam. Tamu adalah raja yang harus dihormati dan dihargai. Sesuai kemampuan dan batas-batas penghormatan tertentu.
Islam mengajarkan kepada umatnya agar senantiasa menghormati tamu. Menghormati bukan berarti menjamu dengan makanan dan minuman yang lezat dan mewah, melainkan yang tepenting menunjukkan sikap hormat dan sopan kepada tamu, selama mereka berada di rumah kita. Menghormati tamu juga bukan berarti mengerahkan segala yang kita punya untuk membahagiakan tamu, apalagi sampai memaksakan diri meminjam atau menghutang kepada orang lain. Sebab hal yang demikian itu, tidak diperintahkan oleh gama islam.

kita wajib menghormati tamu yang berkunjung ke rumah kita sesuai kemampuan yang ada. Menghormati tidak harus berbentuk materi, makanan atau minuman, melainkan lebih kepada sikap perilaku yang mulia terhadap tamu.
Perhatikan sabda Rasulullah saw. dari riwayat Ka’ab bin Malik:
“Hormatilah tamu-tamu yang berkunjung ke rumahmu, karena sesungguhnya dalam penghormatan terhadap mereka terhadap rahmad.” (H.R Ahmad)
Menerima tamu atau menjadi tuan rumah, terdapat beberapa hal yang harus kita perhatikan, antara lain sebagai berikut:

  • Apabila kedatangan tamu, kita harus segera menyambutnya dengan penuh hormat. Jika memungkinkan, kita hidangkan kepada mereka makanan dan minuman ala kadarnya sesuai dengan kemampuan kita
  • Harus bersikap ramah dan sopan, sebab menerima tamu hukumnya wajib, khususnya tamu teman akrab. Bahakan Rasulullah saw menjadikannya sebagai tolak ukur keimanan seseorang. Perhatikan sabda Rasulullah saw, yang diriwayatkan H.R. Abu Hurairah berikut :

“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia menghormati tamunya “(H.R. Ahmad)

  • Sebagai tuan rumah, banyak hal yang dapat kita tanyakan atau kita berikan kepada tamu, misalnya tentang kesehatan, keluarga, pekerjaan, peristiwa-peristiwa yang lalu dan sebagainya
  • Dalam Memberikan sesuatu kepada tamu, jangan terlalu menonjolkan diri sendiri, sehingga membuat tamu tidak nyaman, Selain itu juga jangan mendominasi pembicaraan, sehingga tamu hanya sebagai pendengar, tidak memiliki kesempatan untuk berbicara.
  • Jangan sekali-kali menanyakkan pertanyaan yang tidak sopan kepada tamu, misalnya:

“Dimana saudara nanti menginap”?
“Kapan saudara pulang dari sini”?
“Akan kemana saudara sesuadah dari sini”?
“Apa maksud saudara dating ke sini”?

  • Ketika tamu berpamitan hendak pulang, nyatakan persaan sayang dan menyesal atas pertemuan yang begitu singkat. Antarkan ke pintu, dan nyatakan pengharapan kita atas kedatangannya kembali lain waktu.
Semoga apa yang disampikan Kumpulan Informasi Pendidikan dapat menambah ilmu pendidikan kita semua, semoga bermanfaat dan terimakasih.

Postingan populer dari blog ini

Pengertian Dan Perbedaan Segment Dan Offset

Halal atau Haram Suami Memimum Air Susu Istri Dalam Sudut Pandang Islam

Hubungi Kami Untuk Berkonsultasi Atau Memberikan Saran Mengenai Pendidikan